08 September 2011

Cerita Rakyat

Masuk ke halaman Galeri Cerita Rakyat
Bagi sebagian besar penduduk di Asia, dominannya cerita rakyat terdiseminasi secara lisan. Meskipun demikian, tidak sedikit karya-karya intelektual Asia, yang sekalipun diukur dengan standar peradaban masa kini, dinilai memiliki gagasan dan tingkat kerumitan yang tinggi. Keluhuran ini juga ditemui dalam manuskrip intelektual proto-Indonesia. Inilah alasan penghimpunan sumber lisan dan non-lisan Budaya Indonesia. Tradisi lisan atau folklor lisan bisa berbentuk cerita, teka-teki, puisi rakyat, cerita prosa rakyat, dan nyanyian rakyat. Bentuk yang banyak digunakan adalah bentuk cerita dan fabel, misalnya cerita Nyai Roro Kidul atau Si Kancil.

Mengapa penggunaan tradisi lisan menjadi penting? Tradisi lisan/folklore mencerminkan suatu aspek kebudayaan, baik yang langsung maupun yang tidak langsung, dan tema-tema kehidupan yang mendasar, misalnya kelahiran, kehidupan keluarga, penyakit, kematian, penguburan dan malapetaka, atau bencana alam yang universal, seperti yang terdapat dalam cerita Nyai Roro Kidul, Malin Kundang dan Gretel dan cerita lainnya. Cerita tradisi lisan yang berasal dari berbagai pulau di Indonesia yang berbeda ini mengandung norma-norma kehidupan yang patut dijadikan contoh dalam kebiasaan dan kehidupan sehari-hari, tidak hanya di lingkungan sosial tertentu, tapi juga dalam lingkungan masyarakat luas pada umumnya.

Masuk ke halaman Galeri Cerita Rakyat
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

No comments:

Post a Comment