10 February 2012

Penyakit Sifilis atau Penyakit Raja Singa


Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang bersifat kronis merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai Raja Singa.

Penyebab : Treponema pallidium


Klasifikasi :
1. Lues primer: 9-10 hari setelah terinsfeksi gejala: luka tidak nyeri di penis, bibir kemaluan/ mulut rahim
2. Lues sekunder: beberapa bulan setelah tahap 1 dengan gejala meliputi  kulit bercak kemerahan, tidak gatal, pembesaran kelenjar getah bening, kutil.
3. Lues laten: tidak ada keluhan

Cara Penularan :
 Hubungan sex: pada saat hubungan sex baik secara oral maupun transvagina
 Transplasenta: melalui plasenta dari ibu ke janinnya
 Transfusi darah: apabila pendonor menderita sifilis


Diagnosis:
 Luka primer di daerah genital/ tempat lain seperti di mulut. Pada lues sekunder kadang timbul kandiloma lata. Lues laten dan telah lama dapat mengenai organ – organ tubuh lainnya.
 Pemeriksaan serologis: reaksi wasermann dan VDRL.
 Kelahiran mati atau anak yang lalu dengan lues kongenital merupakan petunjuk bahwa ibu menderita sifilis.

Pengaruh sifilis terhadap kehamilan:
 Infeksi pada janin terjadi setelah minggu ke 16 kehamilan, dimana Treponema telah dapat menembus barier plasenta.
 Akibatnya kelahiran mati dan partus prematurus.
 Bayi lahir dengan lues konginetal : pemfigus sifilitus, diskuamasi telapak tangan-kaki, serta kelainan mulut dan gigi.
 Bila ibu menderita baru 2 bulan terakhir tidak akan terjadi lues konginetal.

Pencegahan : 


Setia Pada 1 Pasangan


Pengobatan :
Wanita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya sebelum hamil atau pada triwulan I untuk mencegah penularan terhadap janin.
Suami harus diperiksa dengan menggunakan tes reaksi wassermann dan VDRL, bila perlu diobati.
Terapi:
 Suntikan penisillin G secara IM sebanyak 1 juta satuaan/ hr selama 8-10 hr.
 Obat peroral penisilin dan eritromisin.
 Lues konginetal pada neonatus : Penisillin G 100.000 satuan/ Kg BB.
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

No comments:

Post a Comment